Contoh story-telling
Si Pempek: Cerita tentang Ilusi dan Kenyataan”
Di sebuah kota kecil di pinggiran Sumatra Selatan, hiduplah seorang pemuda bernama Rizal. Rizal adalah seorang pedagang pempek yang terkenal di sekitar pasar tradisional. Setiap pagi, dia dengan semangat mempersiapkan aneka jenis pempek yang lezat dan menggiurkan untuk dijual kepada para pelanggannya.
Namun, ada sesuatu yang unik tentang pempek Rizal. Saat dilihat dari luar, pempek-pempeknya terlihat begitu menggoda. Mereka berkilau di bawah sinar matahari, terlihat kriuk-kriuk di permukaannya, dan tercium aromanya yang harum. Iklan yang menampilkan foto pempek-pempek Rizal selalu berhasil membuat air liur para pelanggan mengalir deras.
Setiap hari, pasar dipenuhi dengan kerumunan orang yang ingin mencicipi pempek Rizal. Mereka berdesakan di depan gerobak Rizal, menunggu giliran mereka untuk membeli pempek favorit mereka. Namun, di antara kerumunan itu, ada seorang gadis kecil bernama Maya.
Maya adalah seorang penggemar pempek sejati. Setiap kali ibunya pergi ke pasar, Maya selalu meminta untuk membeli pempek dari Rizal. Namun, hari ini, setelah pertama kali mencicipi pempek yang ditawarkan Rizal, Maya merasa kecewa.
“Kenapa rasanya tidak sesuai dengan yang terlihat di iklan, Ma?” tanya Maya dengan wajah kecewa.
Ibunya tersenyum lembut sambil menjawab, “Ya, sayang, terkadang foto bisa menipu. Yang terpenting adalah apa yang kita rasakan di dalam hati saat mencicipinya.”
Maya merenung sejenak. Meskipun pempek itu tidak selezat yang dia bayangkan, dia tetap menikmati momen bersama ibunya di pasar, berbagi candaan dan cerita.
Di belakang gerobak pempek, Rizal melihat Maya dan ibunya dengan rasa prihatin. Meskipun dia telah berusaha semaksimal mungkin untuk membuat pempek yang terlihat menggoda, dia menyadari bahwa rasa tidak selalu sesuai dengan penampilan luar. Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk meningkatkan kualitas pempeknya, sehingga tidak ada lagi pelanggan yang merasa kecewa.
Dari hari itu, Rizal memperbaiki resep dan teknik pembuatan pempeknya. Dia lebih memperhatikan kualitas bahan baku dan cara memasaknya. Dan akhirnya, pempek-pempek Rizal tidak hanya terlihat menggoda, tetapi juga rasanya lezat dan memuaskan.
Kisah tentang Rizal dan Maya menjadi pembelajaran bagi kita semua bahwa penampilan tidak selalu mencerminkan kualitas sesungguhnya. Terkadang, kita perlu melihat lebih dalam dan menghargai momen-momen bersama yang berharga di dalamnya. Dan bagi Rizal, cerita tentang Maya adalah inspirasi untuk terus berusaha menjadi lebih baik dalam setiap hal yang dia lakukan.