Kisah Si Penghitung Uang yang Bijak
Di sebuah kantor kecil di tengah kota, hiduplah seorang pria bernama Adi. Adi adalah seorang yang sangat senang menghitung uang dan menyimpannya. Setiap hari, ia akan duduk di meja kerjanya dengan tumpukan uang di depannya, sambil terus menghitungnya dengan teliti.
“Pagi, Adi!” sapa Maya, rekan kerja Adi, sambil melewati meja kerjanya.
“Pagi, Maya!” balas Adi sambil terus fokus menghitung uang di tangannya.
Maya menggelengkan kepala sambil tersenyum. “Selalu saja dengan uang, ya?”
Adi tersenyum bangga. “Ya, uang adalah sahabat terbaikku!”
Setiap kali ada uang masuk ke dalam kantong Adi, ia akan segera menyimpannya di kotak tabungnya yang besar. Ia memiliki tujuan yang jelas dalam hidupnya: mengumpulkan sebanyak mungkin uang untuk masa depannya.
Suatu hari, rekan kerja mereka, Dian, mendekati Adi dengan wajah panik. “Adi, aku membutuhkan bantuanmu! Mobilku mogok dan aku tidak punya cukup uang untuk memperbaikinya. Bisakah aku meminjam sedikit uang darimu?”
Adi menatap Dian dengan serius. “Maaf, Dian, aku tidak bisa membantu. Aku baru saja menabung uang untuk proyek besar yang ingin aku lakukan.”
Dian menggertakkan giginya dengan kecewa. “Tapi, Adi, aku benar-benar membutuhkannya!”
Adi menggeleng mantap. “Maaf, Dian. Aku harap kamu bisa menemukan jalan lain untuk mengatasi masalahmu.”
Dian pergi dengan wajah yang murung, dan Adi kembali ke meja kerjanya, melanjutkan hitungan uangnya.
Beberapa bulan kemudian, sebuah kesempatan bisnis besar muncul di depan Adi. Proyek tersebut membutuhkan modal yang besar, tetapi Adi telah menabung dengan tekun selama bertahun-tahun dan akhirnya ia punya cukup uang untuk mengambil peluang itu.
Ketika proyek tersebut berhasil, Adi memperoleh keuntungan yang sangat besar. Ia menyadari bahwa keputusannya untuk tidak meminjamkan uang kepada Dian beberapa bulan sebelumnya adalah keputusan yang tepat.
Dian kembali mendekati Adi, kali ini dengan senyum bahagia di wajahnya. “Adi, aku tidak bisa berterima kasih sebanyak ini atas bantuanmu sebelumnya! Uang yang kau simpan begitu berharga bagi kita sekarang.”
Adi tersenyum bangga. “Sama-sama, Dian. Saya hanya berusaha melihat ke depan dan mempersiapkan masa depan saya dengan baik.”
Dari hari itu, Adi menjadi contoh bagi semua orang di kantor itu tentang pentingnya mengelola uang dengan bijaksana. Ia terus menyimpan dan menghitung uangnya, tetapi ia juga belajar untuk menggunakan uangnya dengan bijak ketika diperlukan. Baginya, uang adalah alat untuk mencapai impian, bukan sekadar objek untuk ditampilkan.